Dr. Ari Darmastuti menjadi satu dari sekian banyak akademisi yang mengenal karakter kader perempuan PKS, bahkan
mungkin lebih baik dibandingkan kader PKS sendiri.
Tak heran, karena disertasi doktoral aktivis perempuan yang juga
akademisi FISIP Universitas Lampung ini membedah kiprah perempuan PKS
dan membuatnya memahami dengan baik urat-jantung partai padi emas.
"Sebagai partai kader, PKS punya mekanisme kaderisasi dan pembinaan yang
sangat baik termasuk kepada kader perempuannya," tutur Ari dalam
diskusi "Perempuan dan Politik" di LKBN Antara Biro Lampung Kamis (3-4).
Sehingga, lanjut Ari, tak heran di PKS banyak stok perempuan yang
berkualitas.
"Berbeda dengan partai lain yang harus susah payah mencari perempuan
-apalagi yang berkualitas- untuk jadi caleg, di PKS itu sudah selesai,"
lanjutnya dalam diskusi yang juga menghadirkan Kahumas DPW PKS Lampung
yang juga caleg perempuan dari PKS Detti Febrina dan aktivis LSM DAMAR
Ana Yunita Pratiwi sebagai narasumber.
Ari bahkan sempat menggambarkan dengan indah bagaimana mekanisme
'peminangan' para caleg perempuan di PKS. Urai Ari, di PKS bukan hanya
si caleg perempuan yang minta ijin ke suaminya untuk dicalegkan, tapi
justru partai-lah yang 'meminang' atau memintakan ijin.
"Jadi seperti Mbak Detti, partai minta ke Pak Supri (suami Detti, red.),
'Mas, kami minta ijin dan keikhlasan agar istrimu yang hebat ini
bersedia jadi caleg di dapil Lampung Selatan'," seloroh dosen
pascasarjana FISIP Unila itu disambut senyum para hadirin.
"Setelah suami Mbak Detti mengiyakan, maka jadilah beliau caleg dengan
backup penuh partai. Ini kan proses yang luar biasa," ujarnya.
Menurut Ari, nuansa dialogis seperti ini mungkin sulit ditemui di partai
lain yang cenderung lebih mengambil jalan pintas dengan merekrut caleg
artis atau memasang caleg perempuan sekedar untuk memenuhi kuota
keterwakilan perempuan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment