Adalah menarik jika kita mengamati pola perilaku pemilih di Luar Negeri.
Dengan iklim politik yang menaungi dan mempengaruhi individu yang ada
didalam Negara itu, maka kami tertarik untuk melakukan survey untuk
wilayah Malaysia, khususnya adalah Kuala Lumpur dan sekitarnya.
CORAK (Corong Aspirasi Rakyat) adalah lembaga independen yang akan
melakukan survey. Kami terdiri dari mahasiswa lintas Universitas di
Malaysia dan tidak secara langsung dibawah PPI (secara struktur
organisasi kami independen tapi secara individu dibawah PPI). Kami
mempunyai 2 metode survey:
1. Exit Poll yaitu menanyai beberapa orang yang baru selesai mencoblos
Kami mengambil secara acak 50 orang untuk sampel dengan pertanyaan tunggal: tadi memilih partai apa ?
2. Survey, apa pilihannya dan apa alasannya memilih.
Metode kedua ini kami lakukan berdasarkan Cluster Random Sampling dengan
cluster TKI, Ekspatriat dan Pelajar dengan proporsi sesuai dengan
populasi dengan margin error 3,2% dan tingkat kepercayaan 95%. Jumlah
responden 1200 yang tersebar di KL, Selangor, Johor,Penang, Perak,
Pahang, Negeri Sembilan, Melaka, Terengganu, Kelantan.
Hasil
Yang sudah melakukan pencoblosan sampai hari ini (3/4/2014) adalah
Sabah, Serawak dan KL (Pabrik Western Digital). Ke 50 orang yang ditanya
menjawab sebagai berikut :
PKS (17 orang) =34%
PDIP (15 orang) =30%
PD (10 orang) =20%
Golkar (8 orang) =16%
Ternyata PKS mendapatkan tempat yang cukup tinggi di masyarakat
Indonesia yang tinggal di Malaysia, khususnya di KL dan sekitarnya.
Sedangkan survey yang dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut :
PKS (30.2%)
Golkar (22.4%)
PDIP (16.1%)
PD (9.4%)
Gerindra (5.2%)
Hanura (3.3%)
Lain2 (13.4%)
Terlihat lagi2 PKS mendapatkan suara terbanyak dibandingkan tempat lain.
Untuk mengeksplorasi alasan memilih partai itu, kami menanyakan alasan
mereka memilih partai tertentu.
Apa alasan bapak/ibu memilih partai tersebut ?
Sebagian besar Pemilih PKS (61.92%) memilih karena aktivitas PKS yang
perhatian terhadap mereka antara lain pengajian/taklim, kursus2
ketrampilan. Sisanya tersebar karena kenal, percaya dengan partai dsb.
Temuan ini cukup mengejutkan karena kalau dalam media-media utama PKS
selalu dicitrakan ideologis. Ternyata persepsi masyarakat berbeda dengan
yang dicitrakan media.
Sedangkan pemilih Golkar (81.70%) karena gambar yang diketahui dan percaya terhadap kiprahnya dulu.
Sedangkan 63.35% dari pemilih PDIP beralasan bahwa mereka memilih karena
faktor ideology/agama, dan dibawah itu (26.70%) memilih karena faktor
Jokowi. Temuan ini juga sedikit mengejutkan. Anggapan yang beredar di
media massa, pemilih PDIP akan sangat dipengaruhi oleh jokowi effect.
Ternyata dalam survey pemilih terbesar justru karena alasan
ideologis/agama, baru faktor jokowi nomer berikutnya dengan persentase
kurang lebih setengahnya.
Pemilih PD masih percaya bahwa SBY masih yang terbaik (68.09%). Jadi
faktor2 yang lain cukup kecil seperti keberhasilan pemerintahan selama
sepuluh tahun, partai yang modern dsb.
Ternyata Faktor Prabowo masih mendominasi alasan mereka memilih Gerindra
(71.15%). Mereka beranggapan bahwa kalau Gerindra menang, Indonesia
akan dipimpin oleh pemimpin yang tegas dan merakyat.
Faktor Wiranto bagi pemilih Hanura ternyata tidak terlalu signifikan
(48.49%) dibandingkan kinerja partai, yaitu partai bersih (33.33%).
Catatan:
1. Dari hasil survey itu ternyata, ada perbedaan antara citra yang ada
di media massa dan dalam masyarakat. Utamanya PKS dan PDIP yang
berbalikan secara posisi. PKS dikenal karena kiprahnya sedangkan PDIP
karena ideology/agamanya.
2. Hasil survey ini memberikan hasil yang mengejutkan bagi PKS karena,
perolehan suaranya yang meningkat tajam di Malaysia. Kalau 2009 hanya
mendapat peringkat ke 4 dalam kisaran 7% ternyata dalam survey, 2014 PKS
di Malaysia mendapatkan lebih dari 30%. Sedangkan partai2 lain
fluktuasi suaranya masih tidak terlalu terlihat.
*by Zeta
sumber: http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/04/03/pks-menang-di-malaysia-644294.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment