Monday 9 March 2015

Temuan Aleg PKS, Operasi Pasar Sepi Karena Minim Sosialisasi

LAMPUNG BARAT – Beras operasi pasar (OP) seharga Rp 7500 per kilogram yang dijual di Pasar Liwa, Lampung Barat sepi pembeli. “Sangat memprihatinkan di tengah minimnya daya beli masyarakat, beras operasi pasar justru sepi pembeli bukan karena warga memasalahkan kualitas beras tapi karena kurang sosialisasi,” ujar anggota DPRD Lampung Barat dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Leni (7/3).
 
Hanya terjual sekitar 2 ton, pembeli tampak sepi dan tidak sampai antre panjang untuk mendapatkan bahan kebutuhan pokok yang dijual sangat murah tersebut. Leni mensinyalir hal ini karena banyak warga yang tidak tahu adanya pelaksanaan operasi pasar khusus beras itu. Seperti diketahuinya dari Diah, warga Kecamatan Sukamenanti yang tidak mengetahui ada Operasi pasar khusus beras.
“Kalau ada tentu saya mau beli karena kalau di warung harga beras 12 ribu per kilogram,” sesal Diah.
Ia mengaku tidak tahu kalau ada operasi pasar dan baru mengetahui saat hendak belanja ke pasar.
 
Begitu juga salah satu ibu rumahtangga, Dewi yang  juga tidak mengetahui adanya beras murah tersebut. Dewi yang sedang berbelanja di Pasar Liwa menyesalkan OP beras Bulog ini tidak ada pemberitahuan lebih dulu, sehingga banyak yang ke pasar tidak membawa uang lebih untuk membeli beras. 
 
“Seharusnya Bulog kasih tahu warga bahwa akan ada OP beras murah,” ujarnya.
 
Politisi asal PKS Leni yang juga Sekretaris Fraksi Gerindra Sejahtera  menduga selain sosialisasi kurang, minimnya minat masyarakat membeli bahan kebutuhan pokok tersebut juga karena daya beli masyarakat yang ikut minim karena musim paceklik. “Masa-masa sekarang kopi belum panen, sayuran harganya anjlok, dan padi juga belum panen. Kalau operasi pasar berikutnya juga masih minim pembeli berarti pemkab dan Bulog gagal mencapai tujuan OP yaitu menstabilkan harga beras di tingkat konsumen,” ujar Leni.
 
Jika OP tidak mampu menstabilkan harga beras, menurut Leni keberadaan OP harus dievaluasi dan ditinjau ulang karena tujuan OP tidak sampai ke konsumen sasaran.
 
Lulusan FISIP Universitas Lampung ini mengatakan ke depan Pemkab dan Bulog harus memberikan informasi OP Khusus lebih gencar lagi kepada masyarakat. “Pemkab dan Bulog  Lampung Barat harus menggandeng media untuk sosialisasi baik media cetak dan elektronik, ataupun kerjasama dengan aparat pekon seperti peratin, pemangku dan kepala dusun juga tokoh-tokoh masyarakat sehingga lebih maksimal,” tegas Leni.
 
Penyampaian sosialisasi ini, lanjut Leni, dilakukan dengan harapan masyarakat di Lampung Barat mendapatkan pilihan dan dapat membeli kebutuhan sehari-hari dengan harga relatif lebih murah dari harga di pasar. []

0 komentar:

Post a Comment